Selasa, 24 Maret 2015

Sekilas tentang Agile Software

Kata Agile berarti bersifat cepat, ringan, bebas bergerak, waspada. Kata ini digunakan sebagai kata yang mengambarkan konsep model proses yang berbeda dari konsep model-model proses yang sudah ada. Konsep Agile Software Development dicetuskan oleh Kent Beck dan 16 rekannya dengan menyatakan bahwa Agile Software Development adalah cara membangun software dengan melakukannya dan membantu orang lain membangunnya sekaligus.
Prinsip Agile Software Development
Salah satu ciri dari Agile Software Development adalah tim yang tanggap terhadap perubahan. Mengapa?
Karena perubahan adalah hal yang utama dalam pembangunan software: perubahan kebutuhan software, perubahan anggota tim, perubahan teknologi dll. Selain itu Agile Software Development juga melihat pentingnya komunikasi antara anggota tim, antara orang-orang teknis dan businessmen, antara developer dan managernya. Ciri lain adalah klien menjadi bagian dari tim pembangun software. Ciri-ciri ini didukung oleh 12 prinsip yang ditetapkan oleh Agile Alliance. Menurut Agile Alliance, 12 prinsip ini adalah bagi mereka yang ingin berhasil dalam penerapan Agile Software Development:
1.      kepuasan klien adalah prioritas utama dengan menghasilkan produk lebih awal dan terus menerus
2.      menerima perubahan kebutuhan, sekalipun diakhir pengembangan.
3.      Penyerahan hasil/software dalam hitungan waktu dua minggu sampai dua bulan.
4.      Bagian bisnis dan pembangun kerja sama tiap hari selama proyek berlangsung
5.      Membangun proyek dilingkungan orang-orang yang bermotivasi tinggi yang bekerja dalam lingkungan  yang mendukun dan yang dipercaya untuk dapat menyelesaikan proyek.
6.      Komunikasi dengan berhadapan langsung adalah komunikasi yang efektif dan efisien
7.      Software yang berfungsi adalah ukuran utama dari kemajuan proyek
8.  dukungan yang stabil dari sponsor, pembangun, dan pengguna diperlukan untuk menjaga perkembangan yang berkesinambungan
9.      perhatian kepada kehebatan teknis dan desain yang bagus meningkatkan sifat agile
10.  kesederhanaan penting
11.  arsitektur, kebutuhan dan desain yang bagus muncuk dari tim yang mengatur dirinya sendiri
12.  secara periodik tim evaluasi diri dan mencari cara untuk lebih efektif dan segera melakukannya.
Agile Process Model
Berikut ini adalah model-model proses yang termasuk agile process model :
1.      XP(Extreme Programming)
a.       dipublikasikan oleh Kent Beck tahun 1999
b.      Menggunakan pendekatan berorientasi objek
c.       Aktifitas Perencanaan : pengumpulan user stories dari klien yang klien tetapkan prioritasnya. Setiap story ditetapkan harga dan lama pembangunan, jika terlalu besar, story dapat dipecah menjadi beberapa story yang lebih kecil. Periksa dan pertimbangkan resiko
d.      Aktifitas Desain: berprinsip: sederhana.Memanfaatkan kartu CRC (Class Responsibility Collaborator) untuk identifikasi dan mengatur class-class di konsep OO. Jika temui kesulitan, prototype dibangun [ini namanya spike solution]. Lakukan refactoring, yaitu mengembangkan desain dari program setelah ditulis
e.       Aktifitas Pengkodean: siapkan unit test sebelum pengkodean dipakai sebagai focus pemrogram untuk membuat program. Pair programming dilakukan untuk real time program solving dan real time quality assurance
f.       Aktifitas Pengujian: menggunakan unit test yang dipersiapkan sebelum pengkodean.


     2 .      ADAPTIVE SOFTWARE DEVELOPMENT (ASD)
a.       Diajukan oleh Jim Highsmith sebagai teknik untuk membangun software dan sistem yang kompleks.
b.      Filosofi yang mendasari adalah kolaborasi manusia dan tim yang mengatur diri sendiri.
c.       Aktifitas: Speculation, Collaboration dan Learning
d.      Aktifitas Speculation : Adaptive cycle planning yaitu menggunakan informasi awal seperti misi dari klien, batasan proyek dan kebutuhan dasar untuk definisikan rangkaian software increment (produk software yang secara berkala diserahkan)
e.       Aktifitas Collaboration : orang-orang yang bermotivasi tinggi bekerja sama: saling melengkapi, rela membantu, kerja keras, trampil di bidangnya, dan komunikasikan masalah untuk hasilkan penyelesaian yang efektif.
f.       Aktifitas Learning: tim pembangun sering merasa sudah tahu semua hal tentang proyek, padahal tidak selamanya begitu. Karena itu proses ini membuat mereka belajar lebih tentang proyek melalui 3 cara:
• Focus group: klien dan pengguna memberi masukan terhadap software
• Formal Technique Reviews: Tim ASD lengkap melakukan review
• Postmortems: Tim ASD lakukan instrospeksi pada kinerja dan proses.



         3.   DYNAMIC SYSTEMS DEVELOPMENT METHOD
a.       menyajikan kerangka kerja (framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan.
b.     Membangun software dengan cepat: 80% dari proyek diserahkan dalam 20% dari waktu total untuk menyerahkan proyek secara utuh.
c.   Aktifitas: feasibility study : siapkan requirement, dan batasan, lalu uji apakah sesuai gunakan proses DSDM
d.      Aktifitas: Business Study: susun kebutuhan fungsional dan informasi, tentukan arsitektur aplikasi dan identifikasi kebutuhan pemeliharaan untuk aplikasi
e.     Aktifitas: Functional model iteration : hasilkan incremental prototype yang perlihatkan fungsi software ke klien untuk dapatkan kebutuhan lebih jelas dan konfirmasi
f.       Aktifitas: Design and Build Iteration : cek ulang prototype yang dibangun untuk pastikan bahwa prototype dibangun dengan cara yang memungkinkan fungsi tersebut benar-benar bekerja
g.      Aktifitas: Implementation: menempatkan software pada lingkungan sebenar sekalipun belum lengkap, atau masih ada perubahan.
h.      DSDM dapat dikombinasikan dengan XP menghasilkan kombinasi model proses yang mengikuti DSDM dan praktek yang sejalan dengan XP.


Sumber:
Umi Proboyekti : Bahan Ajar Rekayasa Perangkat Lunak "Agile Software Development"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar